Selasa, 08 Juni 2010

mengenal autis

Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil. Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri: berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.

Tetapi, ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autis pada penderita Schizophrenia dan penyandang Autis Infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang Autis Infantil terdapat kegagalan perkembangan.

Gejala Autis Infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak,digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 (InternationalClassification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic andStatistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autis Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.

Read more: http://doktersehat.com/2007/11/08/mengenal-autis-dan-ciri-ciri-nya/#ixzz0qFcqPvUt

Komponen-komponen Informasi

Sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 8 komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebuah proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama.

b. Bar of Informatione, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca Headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada head line tadi bisa dipahami secara utuh.

c. Branch of Informationl, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti Matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, biasanya disebut dengan hasil perhitungan. Adapun dalam bidang sosial, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.

d. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (suplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan untuk menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.

e. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi micro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga dimasa yang akan datang, dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuai kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.

f. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang menjelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

e-majalah.com/deni0608.html

Ciri Sistem Informasi

Sejumlah informasi yang biasa kita dengarkan atau kita peroleh kadang memiliki karakteristik yang berbeda, tentunya hal itu disesuaikan dengan sumber informasi, bentuk dan jenis informasi serta untuk apa informasi itu kita cari. Dalam membantu anda untuk mengenali bagaimana informasi itu bisa kita kenali, maka berikut penjelasan mengenai ciri-ciri informasi. Deni Darmawan (2001) menjelaskan 5 ciri dari informasi yang bisa memberikan makna bagi pengguna, diantaranya:

1) Amount of Information (Kuantitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh suatu prosedur pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi.
2) Quality of Information (Kualitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi.
3) Recency of Information (Informasi Aktual), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.
4) Relevance of Information (Informasi yang relevan atau sesuai), dalam arti bahwa informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.
5) Accuracy of Information ( Ketepatan Informasi), dalam arti bahwa informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi
6) Autehnticity of Information ( Kebenaran Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.

Ciri-ciri dari informasi ini idealnya dimiliki oleh informasi yang dibutuhkan ketika kita akan merumuskan atau membuat kebijakan tertentu, sehingga tindakan atau aktivitas yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian informasi yang dimaksud.

sumeber : e-majalah.com/deni0608.html

Apa yang tersembunyi atas cinta

Apa yang tersembunyi atas cinta
Belajar dari masa lalu yang tersembunyi
Memberi kekuatan untuk kita
Berharap lebih baik yang akan datang

Tidak kita mengerti jalan yang tersembunyi
Kita tidak mengerti atau mencari
Melainkan membiarkannya seperti air
Kadang tenang, pelan dan deras

Dibalik cinta ada kekuatan yang tersembunyi
Mengetuk hati untuk bermain dengannya
Lalu membiarkannya merasuki jiwa
Hingga tanpa sadar kita telah sampai
Pada satu titik yang membuat kita terdiam

dimensi pola asuh

Baumrind (dalam Berk, 1994) mengemukakan empat dimensi pola asuh yaitu :
a. demandingness
Dimensi ini menggambarkan bagaimana standar yang ditetapkan oleh orang tua bagi anak, apakah orang tua menuntut terlalu tinggi diluar batas kemampuan anak, ataukah justru orang tua tidak menetapkan bagaimana anaknya harus berperilaku. Masing-masing orang tua memiliki kadar demandingness yang berbeda satu sama lain. Hertherington dan Parke (1993) (dalam Triwardani, 2001) menyatakan bahwa kadar demandingness berkisar dari orang tua yang sangat menuntut, bersikap kaku dan cenderung memaksa (demanding).
Orang tua tidak menuntut dimana anak tidak mendapat kontrol dalam berperilaku, kalaupun batasan itu ada, sifatnya tidak mengikat dan sangat sedikit (undemanding).
b. Controll
Dimensi ini menunjukkan pada upaya orang tua dalam menerapkan kedisiplinan pada anak sesuai dengan patokan tingkah laku yang dibuat sebelumnya.
c. Responsiveness
Dimensi ini mengukur bagaimana orang tua berespon kepada anaknya. Rentang perhatian yang diberikan orang tua berkisar antara : orang tua yang sangat tanggap dengan kebutuhan anak, hingga orang tua tidak tahu menahu mengenai kebutuhan anaknya. Hertherington dan Parke (1903) (dalam Triwardani, 2001) menyatakan bahwa kadar responsiveness berbeda berdasarkan kehangatan orang tua dengan anak. Pada orang tua yang memiliki hubungan hangat dengan anaknya maka orang tua akan sadar benar pada kebutuhan anaknya.
Orang tua yang cenderung menolak anak (rejecting), tidak akan tahu kebutuhan anak dan lebih memperhatikan kebutuhan orang tua (parent centered).
d. Accepting
dimensi ini menunjukkan pada kesadaran orang tua untuk mendengarkan atau menampung pendapat, keinginan atau keluhan anak, dan kesadaran orang tua dalam memberikan hukuman kepada anak apabila diperlukan.

Dari ke empat dimensi pola asuh di atas ternyata memiliki kaitan dengan ke empat jenis pola asuh. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : jika dimensi demanding, controlling dan accepting, responsive dipadukan maka akan terbentuk pola asuh yang authoritative. Jika dimensi demanding, controlling dan rejecting, unresponsive digabung maka akan terbentuk pola asuh authoritarian. Jika dimensi undemanding, uncontrolling dan accepting, responsive digabungkan maka akan terbentuk pola asuh indulgent atau serba boleh; dan jika dimensi undemanding, uncontrolling dan rejecting, unresponsive digabungkan maka akan terbentuk pola asuh reglectful atau tidak terlibat.

Pentingnya berpelukan

Senangnyaaa jika kita dapat pelukan dari orang-orang yang kita sayang..
Menurut para ahli, pelukan bisa memicu otak buat melepaskan hormon endorphin yang mempunyai efek lebih kuat dari morfin atau heroin.
Selain itu juga penting untuk pertumbuhan anak-anak. Karena jika anak yang kurang dapat pelukan dari orang-orang terdekatnya bisa jadi anak akan agresif daan suka menyerang dibanding dengan anak yang sering mendapatkan pelukan.
Jadi,,,, hayo kita berpelukaaaaaaannnn....

Philematology,,,

Hhhmmmm,, pernah denger kata itu gak..???
Itu nama lain dari berciuman. Keren yaaa nama ilmiahnya.
Menurut penelitian, jika kita ber-philematology selama satu menit bisa membakar 26 kalori dalam tubuh kita..
Dan rata-rata setiap orang bisa menghabiskan dua minggu untuk berciuman. Jadi kira-kira menghabiskan 10.080 kalori akibat berciuman. Jadi kita bisa mendapat keuntungan untuk ber-philematology... jadi bisa kurus deeeyyy...
Percaya...?

Kalori akibat berciuman

Sumber : kawanku No. 2/2006

Cinta Sesaat

Berawal dari pertemuan itu
Tatapan mata
Cara bicara
Dan perilaku yang dia miliki
Begitu sulit untuk dilupakan,,
Ku mulai mengenalnya
Sesosok pria tampan ini
Sangat dekat dengan ku
Hingga waktu yang tepat untuknya
Mengungkapkan segala isi hatinya,,
Tidak bisa ku mengatakan tidak
Dan tidak bisa pula ku diam terpaku
Lalu saat itu,,
Kami mulai mengenal siapa diri kami
Kami mulai berbagi dan saling memberi
Dan valentine ini,,
Ku ingin merasakan kesejukan yang amat sangat
Ku ingin berada disampingnya selalu
Tapi dia,,
Begitu sulit untuk mengerti aku
Hingga aku sadari dia masih mencintainya

Senin, 07 Juni 2010

Sistem Informasi Psikologi

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Sistem Informasi (IS) adalah disiplin akademik dan profesional berkaitan dengan strategis , manajerial dan operasional yang terlibat dalam kegiatan pengumpulan, pengolahan , penyimpanan , distribusi dan penggunaan dari informasi , dan terkait dengan teknologi , dalam masyarakat dan organisasi.


Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi dan en.wikipedia.org/wiki/Information_systems_(discipline)

Definisi Retardasi Mental..

Retardasi mental yaitu suatu gangguan yang heterogen yang terdiri dari fungsi intelektual yang di bawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusi 18 tahun.
Sumber : Kaplan & Sadock. (1997). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid 2. Binarupa Aksara.

Klasifikasi Retardasi Mental

Derajat Keparahan Rentang IQ Jumlah Penyandang
Ringan (mild) 50-55 s/d 70 85 %
Sedang (moderate) 35-40 s/d 50-55 10 %
Berat (severe) 20-25 s/d 35-40 3-4 %
Sangat berat (profound) < 20 atau 25 1-2 %

Karakteristik Retardasi Mental

1. Ringan (mild/moron/debil)
 Mampu di didik;
 Tidak ada kelainan fisik yang mencolok;
 Tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara mandiri;
 Dapat di didik menjadi tenaga kerja semi skilled.
2. Sedang (moderate/imbesil)
 Mampi di latih;
 Mental age sekitar 7 tahun;
 Ada kelainan fisik yang bersifat bawaan tetapi tidak berat;
 Gangguan fungsi bicara;
 Membutuhkan pengawasan terus menerus.
3. Berat (severe/idiot)
 Memerlukan bantuan perawatan secara total dan terus menerus;
 Membutuhkan perlindungan hidup dan pengawasan teliti;
 Lidah terjulur, keluar air liur;
 Kepala lebih sedikit besar;
 Kondisi fisik lemah.
4. Sangat Berat (profound/idiot)
 Memiliki masalah serius dalam fisik, intelegensi dna program pendidikan yang tepat;
 Aa kerusakan otak : hydrocephalus, mongolism;
 Kemampuan bicara dan bahasa sangat rendah;
 Penyesuaian diri sangat kurang, butuh bantuan orang lain;
 Memerlukan pelayanan medis.

Etiologi Retardasi Mental

 Biologis. Gangguan kromosom (down Syndrom, Fragile X syndrome, Phenylketonuria).
 Faktor Prenatal. Penyalahgunaan obat selama ibu mengandung, Rubella, penyakit ibu (sifilis, herpes), ibu alkoholik, malnutrisi maternal selama kehamilan, komplikasi kelahiran, premature, infeksi otak.
 Penyebab budaya dan keluarga. Lingkungan dan rumah miskin, tidak ada stimulasi intelektual, penelantaran anak, dan kekerasan pada anak.

Epidemiologi Retardasi Mental

 Prevalensi : 1 % dari populasi,
 Laki-laki 1,5 % lebih tinggi dari perempuan,
 Paling tinggi usia sekolah, paling rendah usia lanjut.

Tanda-tanda awal autisme anak usia 0-5 tahun (Menurut Harris)

Bayi lahir-usia 6 bulan
 Anak “terlalu tenang atau baik”
 Irritable, banyak menangis terutama malam hari, susah ditenangkan
 Jarang menyodorkan tangan untuk minta diangkat
 Jarang mengoceh
 Jarang menunjukkan senyuman social
 Jarang menunjukkan kontak mata
 Perkembangan gerakan kasar tampak normal
Usia 6 bulan-2 tahun
 Tidak mau dipelu, atau menjadi tegang bila diangkat
 Cuek menghadapi orang tua
 Tidak mau ikut permainan sederhana
 Tidak berupaya menggunakan kata-kata
 Seperti tidak tertarik pada boneka atau binatang mainan bayi
 Bias sangat tertarik pada tangannya sendiri
 Mungkin menolak makanan keras atau tidak mengunyah
Usia 2-3 tahun
 Tidak tertarik (terbatas) atau menunjukkan perhatian khusus
 Menganggap orang lain sebagai alat atau benda
 Menunjukkan kontak mata yang terbatas
 Mungkin mencium atau menjilat benda-benda
 Menolak lagi untuk dipeluk dan menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas
 Relatif cuek menghadapi orang tuanya
Usia 4-5 tahun
 Bila anak akhirnya berbicara, tidak jarang echolalia (mengulang-ngulang apa yang diucapkan orang lain segera atau setelah beberapa lama)
 Menunjukkan nada suara yang aneh (biasanya bernada tinggi dan monoton)
 Merasa sangat terganggu bila terjadi perubahan rutin pada kegiatan sehari-hari
 Kontak mata masih sangat terbatas, walaupun bias terjadi perbaikan
 Tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bias juga berangsur-angsur berkurang
 Melukai diri sendiri
 Menstimulasi diri sendiri

Apa ciiy Autis…????

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk berhubungan dengan orang lain, terbatasnya kemampuan bahasa, keterbatasan dalam tingkah laku dan minat..

Autis itu berasal dari kata autos yang berarti self (diri sendiri).

Dikenal pertama kali oleh Leo Kanner.

Keberhasilan terapi tergantung beberapa factor dalam autis

 Berat ringannya gejala, tergantung pada berat ringannya gangguan pada otak
 Makin muda umur anak diterapi makin besar kemungkinannya berhasil
 Makin cerdas anak makin cepat menangkap hal-hal yang diajarkan
 Kemampuan berbicara dan berbahasa, yang baik akan lebih mudah diajarkan berkomunikasi
 Intensitas terapi, harus intensif

Etiologi dan Patogenesis Autis

Faktor Psikodinamika dan Keluarga. Pada laporan awal Kanner menyebutkan bahwa keluarga yang memiliki anak gangguan autistik, benar-benarc peramah, anggota keluarganya memiliki preokupasi dengan abstraksi intelektual dan cenderung sedikit mengekspresikan perhatian yang murni terhadap anaknya. Tetapi setelah 50 tahun terakhir, terjadi kekerasan, penolakan orang tua yang mendorong gejala autistik.
Kelainan organik-neurologis-biologis. Gangguan autistik dan gejala autistik berhubungan dengan kondisi yang memiliki lesi neurologis, terutama rubella congenital, feilketonuria (PKU), sklerosis tuberosus, dan gangguan rett. Anak autistik menunjukkan lebih banyak tanda komplikasi perinatal dibandingkan kelompok pembanding dari anak-anak normal dan anak-anak gangguan lain.
Faktor Genetika. Dalam beberapa penelitian, antara 2 sampai 4 persen sanak saudara orang autistik ditemukan terkena gangguan autistik, suatu angka yang 50 persen lebih besar dibandingkan pada populasi umum. Angka kesesuaian gangguan autistik pada dua penelitian besar terhadap anak kembar adalah 36 persen pada pasangan monozigotik dibandingkan 0 persen pada pasangan dizigotik pada salah satu penelitian dan kira-kira 96 persen pada pasangan monozigotik dibandingkan kira-kira 27 persen pada pasangan dizigotik pada penelitian yang kedua.
Faktor Imunologis. Bukti bahwa inkompatibilitas imunologi antara ibu dan embrio atau janin dapat menyebabkan gangguan autistik. Limfosit beberapa anak autistik bereaksi dengan antibody maternal, yang meningkatkan kemungkinan bahwa jaringan neural embrionik atau ekstraembrional mungkin mengalami kerusakan selama kehamilan.
Faktor Perinatal. Tingginya insidensi berbagai komplikasi perinatal tampaknya terjadi pada anak-anak dengan gangguan autistik, walaupun tidak ada komplikasi yang secara langsung dinyatakan sebagai penyebabnya.
Temuan Neuroanatomi. Lobus temporalis telah diperkirakan sebagai bagian penting dalam otak yang mungkin abnormal dalam gangguan autistik. Perkiraan tersebut didasarkan pada laporan sindroma autistik pada beberapa orang yang mengalami kerusakan lobus temporalis. Jika daerah temporalis binatang rusak maka, perilaku sosial yang diharapkan menghilang, kegelisahan, perilaku motorik berulang, dan kumpulan perilaku terbatas ditemukan.
Temuan Biokimiawi. Sekurangnya sepertiga pasien dengan gangguan autistik mengalami peningkatan serotonin plasma.

Sumber : Kaplan & Sadock. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jilid 2. Binarupa Aksara : Jakarta.

Epidemiologi Autis,,

Prevalensi. Gangguan autistik terjadi dengan angka 2 sampai 5 per 10.000 anak (0,02 sampai 0,05 persen) di bawah usia 12 tahun. Pada sebagian besar kasus autisme mulai sebelum 36 bulan tetapi mungkin tidak terlihat bagi orang tua, tergantung pada kesadaran mereka dan keparahan gangguan.
Distribusi jenis kelamin. Gangguan autistik ditemukan lebih seringpada anak laki-laki daripada anak perempuan. Tiga sampai anak lima kali lebih banyak anak laki-laki yang memiliki gangguan autistik dibandingkan anak perempuan. Tetapi anak perempuan yang memiliki gangguan autistik cenderung terkena lebih serius dan lebih mungkin memiliki riwayat keluarga gangguan kognitif dibandingkan anak laki-laki.
Status sosioekonomi. Penelitian awal menyatakan bahwa status sosioekonomi yang tinggi sering ditemukan pada keluarga dengan anak-anak autistik; tetapi, temuan tersebut kemungkinan didasarkan pada rujukan bias. Selama lebih dari 25 tahun yang lalu, semakin banyak kasus yang ditemukan pada sosioekonomi rendah. Temuan tersebut mungkin dikarenakan meningkatnya pengetahuan tentang gangguan dan bertambahnya petugas kesehatan mental yang tersedia bagi anak-anak miskin.

Sumber : Kaplan & Sadock. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jilid 2. Binarupa Aksara : Jakarta.

Ciri-ciri utama dari Autis…

 Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial;
Meliputi penggunaan perilaku nonverbal, yaitu tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak gerik. Gagal membangun hubungan dengan teman sebaya sesuai tingkat perkembangan. Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan. Tidak adanya timbal balik social atau emosional.
 Gangguan kualitatif dalam komunikasi;
Keterlambatan dalam perkembangan bahasa ucapan. Pemakaian bahasa secara berulang-ulang.
 Pola perilaku berulang, minat dan aktivitas terbatas, berulang dan stereotipik;
Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas.
 Onset terjadi sebelum usia 3 tahun;
Interaksi sosial, bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial, permainan simbolik atau imaginatif.

Terapi yang digunakan dalam Attention Deficit Hyperactivity Disorder

 Farmakoterapi. Stimulan system saraf pusat, terutama dextroamphetamine (Dexedrine), methylphenidate, dan pemoline (Cylert). Food and Drug Administration (FDA) mengujikan dextroamphetamnie pada anak usia 3 tahun dan lebih dan methylphenidate pada anak yang berusia 6 tahun dan lebih; karena keduanya adalah obat yang paling sering digunakan.
Mekanisme kerja yang tepat dari stimulan tetap tidak diketahui. Obat ini telah terbukti sangat efektif pada hampir tigaperempat anak dengan gangguan defisit atensi/hiperaktivitas dan memiliki efek samping yang relatif kecil.
 Psikoterapi. Medikasi sendiri saja jarang memuaskan kebutuhan terapik yang menyeluruh pada anak gangguan defisit atensi/hiperaktivitas dan biasanya hanya merupakan satu segi dari regimen multimodalitas. Pada psikoterapi individual, modofikasi perilaku, konseling orang tua, dan terapi tiap gangguan belajar yang menyertai mungkin diperlukan. Jika anak-anak gangguan defisit atensi/hiperaktivitas dibantu untuk menyusun lingkungannya, kecemasan mereka akan menghilang.

Sumber : Kaplan & Sadock. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jilid 2. Binarupa Aksara : Jakarta.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Gejala dapat menetap sampai masa remaja atau kehidupan dewasa, gejala dapat menghilang pada pubertas, atau hiperaktivitas mungkin menghilang, tetapi penurunan rentang atensi dan masalah pengendalian impuls mungkin menetap.
Overaktivitas biasanya merupakan gejala pertama yang menghilang dan distrakbilitas adalah yang terakhir. Remisi kemungkinan tidak terjadi sebelum usia 12 tahun. Jika remisi memang terjadi, biasanya terjadi antara usia 12 dan 20 tahun. Remisi dapat disertai dengan masa remaja dan kehidupan dewasa yang produktif, hubungan interpersonal yang memuaskan, dan relatif sedikit sekuela yang bermakna. Tetapi sebgaian besar, pasien dengan gangguan defisit atensi/hiperaktivitas mengalami remisi parsial dan rentan terhadap gangguan kepribadian antisosial dan gangguan kepribadian lain dan gangguan mood. Masalah belajar terus seringkali ada.
Pada kira-kira 15 sampai 20 % kasus, gejala GDAH menetap sampai masa dewasa.mereka dengan gangguan mungkin menunjukkan penurunan gangguan hiperaktivitas tetapi tetap impulsif dan rentan terhadap kecelakaan. Walaupun pencapaian pendidikan mereka adalah lebih rendah dari orang tanpa GDAH, riwayat pekerjaan awal mereka adalah tidak berbeda dari orang dengan pendidikan yang sama.
Anak-anak dengan GDAH yang gejalanya menetap sampai dengan masa remaja adalah berada dalam resiko tinggi untuk mengalami gangguan konduksi. Kira-kira 50 % anak-anak dengan gangguan konduksi akan mengembangkan gangguan kepribadian antisosial di masa dewasanya. Anak-anak dengan kedua GDAH dan gangguan konduksi juga berada dalam resiko mengalami gangguan berhubungan dengan zat.
Secara keseluruhan, hasil akhir GDAH pada anak-anak tampaknya berhubungan dengan jumlah gangguan konduksi yang menetap dan faktor keluarga yang kacau. Hasil yang optimal tampaknya dipermudah dengan menghilangkan agresi anak dan dengan memperbaiki fungsi keluarga sedini mungkin.

Sumber : Kaplan & Sadock. (1997). Sinopsis PSikiatri. Jilid 2. Binarupa Aksara : Jakarta.

Kriteria diagnostik Attention deficit HIperactivity Disorder

1. Jenis masalah. Pola perilaku khusus.
2. Kurangnya perhatian
 Gagal memperhatikan detail atau melakukan kecerobohan dalam tugas sekolah;
 Kesulitan mempertahankan perhatian di sekolah atau bermain;
 Tampak tidak memperhatikan apa yang dikatakan orang lain;
 Kesulitan mengatur pekerjaan dan aktivitas lain;
 Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang menuntut perhatian;
 Kehilangan alat-alat sekolah;
 Mudah teralihkan perhatiannya;
 Sering lupa melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Hiperaktivitas
 Tangan atau kaki bergerak gelisah atau menggeliat-geliat di kursi;
 Meninggalkan kursi pada situasi belajar yang menuntut duduk tenang;
 Berlarian atau memanjat benda-benda secara terus menerus;
 Kesulitan untuk bermain dengan tenang.
4. Impulsivitas
 Sering berteriak di kelas;
 Tidak bisa menunggu giliran dalam antrian, permainan dsb.

Minggu, 06 Juni 2010

Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder…

Yaitu gangguan perilaku yang ditandai dengan adanya hiperaktivitas (aktivitas motorik yang berlebihan dan kesulitan di dalam memusatkan perhatian)
Ada 3 tipe Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu :
 Predominan tidak adanya perhatian;
 Predominan hiperaktif atau impulsif;
 Kombinasi tidak adanya perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas tingkat tinggi.